BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan studi event, event yang
akan diteliti adalah peristiwa stock split yang terjadi di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2008. Informasi dari peristiwa stock
split yang dipublikasikan akan diuji pengaruhnya terhadap perubahan actual
return dan trading volume activity antara sebelum dan
setelah peristiwa stock split.
“Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik
variabel dan tujuan penelitian” (Universitas Negeri Malang, 2000:15). Adapun
rancangan penelitian seperti gambar 3.1
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat reaksi dari adanya
peristiwa stock split terhadap return saham
dan trading volume activity saham.
C. Periode Pengamatan
Periode pengamatan disebut juga sebagai periode jendela (window
period). Dalam event study masalah yang dihadapi adalah
menentukan panjang pendeknya periode pengamatan yaitu semakin pendek periode
pengamatan akan semakin mengurangi kekuatan uji statistiknya dan semakin
panjang periode pengamatan akan semakin sulit mengontrol adanya efek pengganggu
(confounding effect)
Periode yang digunakan dalam penelitian adalah periode jendela (window
period) selama 10 hari, yang terdiri dari 5 hari sebelum peristiwa stock
split (pre event), dan 5 hari sesudah tanggal peristiwa stock
split (post event). Periode jendela selama 10 hari ini dipilih untuk
menghindari adanya confounding effect, seperti pembagian saham
bonus, rigt issue, atau corporate action lainnya
yang bisa menyebabkan perubahan pada return dan trading
volume activity. Periode jendela dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.2

-5 Pre
event
0 Post
event +5
Gambar 3.2 Periode Pengamatan Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Return saham dalam hal ini adalah actual
return yaitu merupakan return yang sesungguhnya
terjadi.
Adapun
rumus dari actual return adalah:
Pt - Pt-1

Pt-1
2. Trading volume activity yang digunakan dalam
penelitian ini adalah trading volume activity saham harian
yang dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar selama periode
jendela.
Adapun rumus dari trading volume activity adalah sebagai
berikut :
Number
of share of firm i trading in time i

Number of share of firm i
outstanding in time i
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa rata-rata return dan trading volume activity.
D. Populasi dan Sampel
1.
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan emiten yang
melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2008, yaitu sebanyak 38 perusahaan.
Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Populasi Penelitian
No
|
Tahun
|
KodeEmiten
|
Nama
Perusahaan
|
Split
Factor
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
|
2005
2005
2005
2005
2005
2005
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
|
CTRS
HEXA
HITS
PRAS
SMAR
TGKA
APOL
INTA
BBLD
DPNS
EKAD
JRPT
LPKR
TMAS
PJAA
PLIN
BKSL
TSPC
BMTR
DAVO
ANTM
AKRA
SMGR
SOBI
HADE
HITS
PWON
CPIN
JPRS
LPKR
BBCA
PANS
SIIP
PANR
INCO
DOID
TINS
ICON
|
PT.
Ciputra Surya Tbk.
PT.
Hexindo Adiperkasa Tbk.
PT.
Humpus Intermoda Transportasi Tbk.
PT.
Prima Alloy Steel Tbk.
PT.
Smart Tbk
PT.
Tiga Raksa Stria Tbk.
PT.
Arpeni Pratama Ocean Line
PT.
Intraco Penta Tbk.
PT.
Buana Finance Tbk
PT.
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
PT.
Ekadharma International Tbk
PT.
Jaya Real Property Tbk
PT.
Lippo Karawaci Tbk
PT.
Pelayaran Tempuran Mas Tbk
PT.
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
PT.
Plaza Indonesia Reality
PT.
Sentul City Tbk
PT.
Tempo Scan Pacific Tbk
PT.
Global Mediacom Tbk
PT.
Davomas Abadi Tbk
PT.
Aneka Tambang (Persero) Tbk
PT.
AKR Corporindo Tbk
PT.
Semen Gresik Tbk
PT.
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
PT.
HD Capital Tbk
PT.
Humpus Intermoda Transportasi Tbk
PT.
Pakuwon Jati Tbk
PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT.
Jaya Pari Steel Tbk
PT.
Lippo Karawaci Tbk
PT.
Bank Central Asia Tbk.
PT.
Panin Sekuritas
PT.
Suryainti Permata Tbk
PT.
Panorama Sentrawisata Tbk.
PT.
International Nickel Indonesia
PT.
Delta Dunia Petroindo Tbk
PT.
Timah Persero
PT.
Island Concepts Indonesia Tbk
|
2:1
5:1
5:1
5:1
5:1
10:1
2:1
2:1
2:1
2:1
2:1
5:1
2:1
2:1
2:1
2:1
cancel
10:1
5:1
2:1
5:1
5:1
10:1
5:1
2:1
2:1
5:1
2:1
5:1
2,5:1
2:1
2:1
4:1
3:1
10:1
2:1
10:1
2:1
|
Sumber :
Indonesian Capital Market Directory 2009, www.idx.co.id
Dari tabel 3.1 di atas dapat diringkas bahwa populasi dalam penelitian ini,
merupakan perusahaan yang melakukan stock split antara 1
Januari 2005 sampai 31 Desember 2008 yakni 38 perusahaan. Perusahaan yang
melakukan stock split pada tahun 2005 sebanyak 6 perusahaan,
tahun 2006 sebanyak 12 perusahaan, tahun 2007 sebanyak 12 perusahaan dan tahun
2008 sebanyak 8 perusahaan.
2. Sampel
Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap sebagian dari populasi (sampel)
adapun teknik sampling yang digunakan adalah purpose judgement sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang bertujuan untuk
mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang dikehendaki. Dari populasi
perusahaan yang ada, sampel yang akan diambil harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Perusahaan-perusahaan
yang menjadi sampel penelitian tersebut hanya melakukan kebijakan stock
split sebanyak satu kali dalam periode pengamatan dan
tidak melakukan corporate action lainnya seperti reserve
stock, warrant, right issue, stock deviden, atau kebijakan lainnya yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian. Perusahaan yang yang melakukan stock
split dua kali sejumlah 1 perusahaan, dan melakukan corporate
action lainnya selain stock split sebanyak 1
perusahaan. Maka perusahaan yang memenuhi syarat tinggal 36 perusahaan.
b. Perusahaan
sampel mempunyai kelengkapan data transaksi perdagangan, surat pemecahan saham
dan aktif dalam aktivitas perdagangan pada waktu pengamatan. Perusahaan yang tidak
mempunyai kelengkapan data sejumlah 19 perusahaan. Maka perusahaan yang
memenuhi syarat tinggal 17 perusahaan
Dengan demikian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan tersebut didapatkan
17 perusahaan sebagai sampel, seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No
|
Kode
Emiten
|
Nama
Perusahaan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
|
CTRS
HEXA
APOL
LPKR
TMAS
PJAA
BMTR
DAVO
ANTM
AKRA
SMGR
CPIN
JPRS
BBCA
INCO
DOID
TINS
|
PT. Ciputra Surya
Tbk.
PT. Hexindo
Adiperkasa Tbk.
PT. Arpeni Pratama
Ocean Line Tbk
PT. Lippo Karawaci
Tbk
PT. Pelayaran
Tempuran Mas Tbk
PT. Pembangunan
Jaya Ancol Tbk
PT. Global Mediacom
Tbk
PT. Davomas Abadi
Tbk
PT. Aneka Tambang
(Persero) Tbk
PT. AKR Corporindo
Tbk
PT. Semen Gresik
Tbk
PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk
PT. Jaya Pari Steel
Tbk
PT. Bank Central
Asia Tbk.
PT. International
Nickel Indonesia
PT. Delta Dunia
Petroindo Tbk
PT. Timah Persero
|
E. Instrumen Penelitian
Untuk mempermudah proses pengambilan data dalam penelitian, maka
dibutuhkan suatu alat bantu yang penggunaannya disesuaikan dengan sumber dan
metode pengumpulan data.
Arikunto (2006:136) berpendapat bahwa “instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”
Dalam penelitian ini instrumen yang yang digunakan adalah bentuk
format daftar variabel yang berupa daftar atau sistematika hasil data. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian
Kode Emiten
|
Return Saham
|
Trading Volume Activity
|
||
Sebelum Stock Split
|
Sesudah Stock Split
|
Sebelum Stock Split
|
Sesudah Stock Split
|
|
F. Pengumpulan Data
1.
Jenis dan Sumber Data
Penelitiaan ini merupakan bentuk dari studi peristiwa (event
study). Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information
content) dari suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi ini
dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Jika suatu
pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Sedangkan data yang diambil dalam
penelitian ini berjenis data rasio untuk return saham, dan
data interval untuk trading volume activity saham, di mana
data tersebut bisa ditempatkan sepanjang rangkaian atau skala.
Peristiwa yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peristiwa stock
split yang terjadi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2008.
Informasi dari peristiwa stock split yang dipublikasikan akan
diuji pengaruhnya terhadap perubahan actual return dan trading
volume activity antara sebelum dan setelah peristiwa stock
split.
Penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal dalam bentuk
data harian dengan alasan karena data harian lebih dapat melihat seberapa cepat
harga sekuritas menyerap informasi yang diumumkan.
Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu
berupa data sekunder eksternal yang terdapat di Pusat Data Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang sekarang bernama Pojok Bursa Efek Indonesia
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dan sumber dari internet.
Adapun perincian dari jenis dan sumber data dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data
No
|
Jenis
Data
|
Sumber
Data
|
1
|
Daftar emiten yang
melakukan stock split selama 1 Januari 2005 sampai 31
Desember 2008
|
Indonesian capital
market directory2009
(Pojok BDI FE-UM)
|
2
|
Tanggal pengumuman
dan pelaksanaan stock split
|
Indonesian capital
market directory(Pojok
BEI FE-UM), www.idx.com. (website internet)
|
3
|
Return saham harian
|
www.duniainvestasi.com
|
4
|
Volume perdagangan
saham harian
|
www.duniainvestasi.com, www.yahoo.co.id
|
2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi dengan mengumpulkan data penelitian yang bersifat sekunder
pada Pusat Data Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Pojok Bursa
Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Pusat Informasi
Pasar Modal, dengan mengumpulkan data-data dari Indonesian Capital
Market Directory, JSX Monthly Statistic, dan sumber-sumber lainnya.
G. Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis dampak stock split pada
tingkat return dan trading volume activity (TVA)
saham pada perusahaan yang melakukan kebijakan stock split pada
periode 1 Januari 2005- 31 Desember 2008. Sebelum melakukan analisis data untuk
menguji hipotesis, lebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji
normalitas distribusi masing-masing variabel, yaitu menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov (K-S). Di mana uji ini merupakan uji kenormalan non parametrik.
Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah fungsi dari data sampel yang random dan
berukuran berbeda secara statistik adalah berdistribusi normal atau tidak, jika
fungsi distribusi data mempunyai distribusi normal maka pengujian bisa
dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik yaitu uji Paired
Sample T-Test. Sedangkan jika dalam uji kenormalan ternyata ditemukan bahwa
distribusi data tidak normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon
Signed Rank Test.
Guna mempermudah analisis, dalam penelitian ini menggunakan alat
bantu perhitungan berupa program komputer Microsoft Excel dan
program komputer Statistical Package for Social Sciens (SPSS)
15.0 for Windows. Jika probabilitas nilai K-S ≥ α (dengan taraf
signifikasi = 0,05) maka data tersebut berdistribusi normal dan analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah statistik parametris. Akan tetapi
jika probabilitas nilai K-S < α (dengan
taraf signifikasi = 0,05) maka data tersebut tidak berdistribusi normal
dan alat analisis yang digunakan adalah statistik non parametrik
yaitu Wilcoxon Signed Rank Test dengan level of
significance (α) = 5% dimana kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai
berikut:
1.
H0 diterima apabila probabilitas (p) ≥ 0,05
2.
H0 ditolak apabila probabilitas (p) < 0,05
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam
melakukan analisis data penelitian:
1. Menghitung return masing-masing
saham:
Pt - Pt-1

Pt-1
2. Menghitung
rata-rata return saham untuk masing-masing saham selama
periode sebelum dan sesudah stock split.
Ri,t sebelum
=
t
Ri,t sesudah =
t
3. Menghitung
rata-rata return saham untuk semua saham selama periode
sebelum dan sesudah stock split

∑ Ri,t sebelum =
sebelum
n
∑ Ri,t sesudah
=
sesudah
n
4. Mengitung trading
volume activity untuk masing-masing saham
Number
of share of firm i trading in time i
Number of share of firm i
outstanding in time i
5. Mengitung
rata-rata trading volume activity untuk masing-masing saham
selama periode sebelum dan sesudah stock split
TVA sebelum =
t
TVA sesudah =
t
6. Menghitung
rata-rata trading volume activity untuk semua saham selama
periode sebelum dan sesudah stock split
∑ TVA sebelum =
n
∑ TVA sesudah =
n
7. Pengujian
Hipotesis.
Arikunto (2006:71) berpendapat bahwa “hipotesis penelitian
merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul”.
Rumusan
hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan
sesudah stock split periode 2005-2008.
b. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara trading volume activity saham
sebelum dan sesudah stock split periode 2005-2008.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan
yaitu dengan mengukur tingkat perbedaan dua kelompok dari variabel yaitu TVA
dan return saham sebelum dan sesudah stock split.
Jika data terdistribusi secara normal maka pengujian bisa dilanjutkan dengan
alat uji yang digunakan menggunakan statistik parametrik atau uji-t, sedangkan
jika dalam uji kenormalan ternyata ditemukan bahwa distribusi data tidak normal
maka pengujian hipotesis menggunakan uji rata-rata dari sekelompok sampel yang
berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank Test. Analisis tersebut
dapat dihitung dengan bantuan program SPSS for Windows, Pengujian
statistik dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows
15.0 dan 13.0. Kriteria pengujian ini adalah jika asymtotic significance (2-tailed)
≥ 0,05 H0 diterima, jika asymtotic significance (2-tailed)
< 0,05 maka H0 ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1.
Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia merupakan bursa saham terbesar yang ada di
Indonesia, Bursa Efek Indonesia menawarkan peluang investasi serta sumber
pembiayaan dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Sejarah Bursa Efek Indonesia dimulai sejak jaman penjajahan Belanda
yaitu dengan didirikannya Bursa Efek di Batavia yang merupakan pusat
pemerintahan kolonial Belanda yang saat ini dikenal sebagai Jakarta, di mana
setelah pecahnya perang dunia, kegiatan bursa di Indonesia dihentikan.
Bursa Efek Indonesia kembali diaktifkan dengan diterbitkannya
Obligasi Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 tetapi kembali terhenti
saat pemerintah meluncurkan program nasionalisasi tahun 1956. Kebangkitan
kembali pasar modal Indonesia dimulai pada tahun 1970 di mana pada saat itu
terbentuk Tim Uang dan Pasar Modal, kemudian tahun 1976 berdiri BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Hal ini ditindaklanjuti dengan diresmikannya aktivitas
perdagangan Bursa Efek Indonesia oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977 dengan
ditandai dengan PT. Semen Cibinong sebagai perusahaan pertama yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia yang pada saat itu menerbitkan saham dengan harga perdana
Rp 1000,00 per lembar saham.
Perdagangan dan kapitalisasi pasar saham meningkat dan mencapai
puncaknya pada tahun 1990 dengan peningkatan perkembangan pasar finansial dan
sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham tersebut diswastanisasi
dan bernama PT. Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), hal ini
mengakibatkan beralihnya fungsi BABEPAM yang pada awalnya sebagai Badan
Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Kegiatan Pasar Modal semakin ramai dan kompleks, peningkatan
investasi dan transaksi perdagangan saham semakin banyak, sehingga pada tanggal
22 Mei 1995 Bursa Efek Indonesia merubah sistem perdagangan menjadi otomatis
(komputerisasi), sistem otomatis tersebut memungkinkan Bursa Efek Indonesia
melakukan transaksi dengan jumlah dan variasi yang besar dengan waktu yang
sangat singkat. Sistem ini dikenal dengan Jakarta Automated Trading
System (JATS). Dengan adanya sistem tersebut para pialang dan investor
dapat memonitor aktivitas perdagangan yang terjadi di Bursa efek secara
langsung dan pelaksanaan order jual dan beli bisa berjalan
dengan cepat dan transparan.
Dalam prakteknya perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mendukung kelangsungan perusahaan,
baik itu pada pasar finansial ataupun riil. Kebijakan-kebijakan yang diambil
dapat bermacam-macam, mulai dari stock split, warrant, right issue,
pembagian deviden dan lain sebagainya.
Penelitian ini sengaja mengambil kebijakan stock split sebagai
kebijakan yang diteliti, yakni untuk mengetahui sejauh mana aktivitas stock
split berpengaruh pada return saham dan volume
perdagangan saham perusahaan tersebut. Penelitian ini mengambil populasi
perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan kebijakan stock split di
Bursa Efek Indonesia selama periode 01 Januari 2005 sampai 31 Desember 2008.
2.
Gambaran Umum Obyek Sampel
Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan/ emiten yang
menjadi sampel dalam penelitian ini:
a. PT.
Ciputra Surya. Tbk
PT. Ciputra Surya Tbk didirikan pada tanggal 1 Maret 1989,
perusahaan ini bergerak di bidang property dan real
estate. Perusahaan ini berkantor pusat di Taman Perkantoran Citra Raya,
Jalan Citra Raya Kav. 1 Surabaya. PT. Ciputra Surya. Tbk melakukan stock
split tanggal 25 Juli 2005.
b. PT.
Hexindo Adiperkasa. Tbk
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk didirikan pada tanggal 28 November 1988
yang berkantor pusat di Jalan Pulo Kambing II Kav.1-2 Kawasan Industri Pulo
Gadung Jakarta. Perusahaan ini tercatat bergerak di bidang perdagangan besar
barang produksi, perdagangan dan penyewaan alat berat, menyediakan jasa
perbaikan dan pemeliharaan serta penjualan suku cadang. Perusahaan ini telah
melakukan stock split sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 29
Juli 2002 dan 1 September 2005.
c. PT.
Arpeni Pratama Ocean Line. Tbk
PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk didirikan pada tanggal 4 Oktober
1975 dan bergerak di bidang transportasi, perusahaan ini berkantor pusat di
Wisma BSG Lantai 7 Jalan Abdul Muis No. 40 Jakarta. Perusahaan ini melakukan stock
split pada tanggal 24 November 2006.
d. PT.
Lippo Karawaci. Tbk
PT. Lippo Karawaci. Tbk didirikan pada tanggal 15 Oktober 1990,
perusahaan ini bergerak di bidang property dan real
estate, PT. Lippo Karawaci. Tbk berkantor pusat di Menara Matahari Lantai
22, Jl. Bulevar Palem Raya No. 7 Lippo Karawaci Central Tangerang.
Perusahaan ini melakukan stock split sebanyak 2 kali, yaitu
tanggal 28 Juli 2006 dan 26 Desember 2007.
e. PT.
Pelayaran Tempuran Mas. Tbk
PT.
Pelayaran Tempuran Mas. Tbk didirikan pada tanggal 17 September 1987 dengan
alamat kantor pusat di Jl.Tembang No. 51 Tanjung Priok Jakarta. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang pelayanan transportasi maritim. Perusahaan ini
melakukan stock split tanggal 17 Maret 2006.
f. PT.
Pembangunan Jaya Ancol. Tbk
PT.
Pembangunan Jaya Ancol. Tbk didirikan pada tanggal 10 Juli 1992 yang bergerak
dalam bidang usaha pariwisata, real estate, dan perdagangan dan
jasa. PT. Pembangunan Jaya Ancol. Perusahaan ini melakukan stock split tanggal
10 Juli 2006.
g. PT. Global Mediacom. Tbk
PT. Global Mediacom Tbk
didirikan pada tanggal 30 Juni 1981 dengan alamat kantor pusat di Jalan Kebon
Sirih No. 17-19 Jakarta. Perusahaan ini bergerak dalam bidang investasi.
Perusahaan dikenal dengan nama PT. Bimantara Citra, melakukan stock
split pada tanggal 24 April 2007.
h. PT.
Davomas Abadi. Tbk
PT. Davomas Abadi Tbk didirikan pada tanggal 14 Maret 1968 dengan
alamat kantor pusat di Jl. Pangeran Jayakarta 117 Blok B/35-39. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Perusahaan ini melakukan stock
split pada tanggal 17 Desember 2004 dan 28 Mei 2007.
i. PT.
Aneka Tambang (Persero). Tbk
PT. Aneja
Tambang (Persero). Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
logam dan mineral lainnya, perusahaan ini berkantor pusat di Gedung Aneka
Tambang Jl. Letjen TB. Simatupang No. 1 Lingkar Selatan Jakarta. Perusahaan ini
melakukan stock split pada tanggal 12 Juli 2007.
j. PT. AKR Corporindo. Tbk
PT. AKR Corporindo Tbk didirikan pada tanggal 28 November 1977,
berkantor pusat di Wisma Akr lantai 7-8 Jalan Panjang No. 5 Kebun Jeruk
Jakarta. Perusahaan ini bergerak dibidang perdagangan besar barang produksi,
perusahaan ini telah melakukan stock split pada tanggal 27
Juli 2007.
k. PT.
Semen Gresik. Tbk
PT. Semen Gresik. Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri semen. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Maret 1953 dengan
kantor pusat di Jalan Veteran Gresik Surabaya. Perusahaan ini melakukan stock
split pada tanggal 7 Agustus 2007.
l. PT.
Charoen Pokphand Indonesia. Tbk
PT. Charoen Pokphand Indonesia. Tbk didirikan pada tanggal 07
Januari 1972, beralamat di Jl. Ancol VIII/1 Jakarta Utara dan bergerak di
bidang pakan ternak. Perusahaan ini melakukan stock split sebanyak
tiga kali yaitu pada tanggal 12 Mei 1997, 15 Januari 2001 dan 1 November 2007.
m. PT.
Jaya Pari Steel. Tbk
PT. Jaya Pari Steel. Tbk didirikan pada tanggal 18 Juli 1973,
perusahaan ini bergerak di bidang logam dan sejenisnya. PT. Jaya Pari Steel.
Tbk menjadi emiten di BEI sejak tanggal 4 Agustus 1989,
melakukan stock split sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 16
Oktober 1997 dan 12 Desember 2007.
n. PT.
Bank Central Asia. Tbk
PT. Bank Central Asia. Tbk didirikan pada tanggal 10 Agustus 1955,
perusahaan ini bergerak di bidang bank. PT. Bank Central Asia. Tbk berkantor
pusat di Wisma BCA Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta, Perusahaan ini
melakukan stock split sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 15
Mei 2001 dan 28 Januari 2008.
o. PT.
International Nickel Indonesia. Tbk
PT. International Nickel Indonesia. Tbk didirikan pada tanggal 25
Juli 1968, perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan logam dan mineral
lainnya yang berkantor pusat di Bapindo Plaza II Lantai 22 Jl. Jend Sudirman
Kav. 54-55 Jakarta. Perusahaan ini melakukan stock split sebanyak
dua kali yaitu pada tanggal 3 Agustus 2004 dan 15 Januari 2008.
p. PT.
Delta Dunia Petroindo. Tbk
PT. Delta
Dunia Petroindo. Tbk didirikan pada tanggal 26 November 1990, perusahaan ini
bergerak di bidang industri garmen atau pakaian jadi, yang berkantor pusat di
Cyber 2 Tower 28th floor, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5, No.13. PT. Delta Dunia
Petroindo, perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal
15 April 2008.
q. PT.
Timah Persero. Tbk
PT. Timah Persero. Tbk didirikan pada tanggal 17 April 1961,
perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan logam dan mineral lainnya. PT.
Timah Persero. Tbk berkantor pusat di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 56 A, perusahaan
ini melakukan stock split pada tanggal 18 Agustus 2008.
B. Deskripsi Data
1. Return Saham
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, dalam penelitian ini return yang digunakan adalah actual
return yaitu return riil yang dihitung dengan
membandingkan antara harga saham pada saat t (Pt) dikurangi harga
saham pada saat t-1 (Pt-1) dibanding harga saham
pada saat t (Pt), dimana hasil perhitungan return dapat
dilihat dalam lampiran 2. Setelah menghitung return saham
kemudian dilanjutkan dengan menghitung rata-rata return saham
dimana hasilnya dapat dilihat pada lampiran 3.
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return harian
selama kurun 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pelaksanaan stock split. Berikut
ini disajikan hasil perhitungan rata-rata return saham selama
periode pengamatan yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setelah stock split pada
masing-masing perusahaan sampel. Berikut disajikan perhitungan rata-rata return saham
masing-masing perusahaan sampel.
Tabel 4.1 Rata-rata Return Saham Masing-masing Perusahaan Sampel Sebelum
dan Sesudah Stock
Split
No
|
Kode Emiten
|
Rata-rata Return Saham
|
Selisih
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||||
1
|
CTRS
|
0,0000800
|
0,0064740
|
0,006394
|
Kenaikan
|
2
|
HEXA
|
0,009204
|
0,008282
|
-0,00092
|
Penurunan
|
3
|
TMAS
|
0,03033
|
0,00012
|
-0,03021
|
Penurunan
|
4
|
PJAA
|
0,019124
|
0,00603
|
-0,01309
|
Penurunan
|
5
|
LPKR
|
0,010404
|
0,000026
|
-0,01038
|
Penurunan
|
6
|
APOL
|
0,008512
|
-0,008184
|
-0,0167
|
Penurunan
|
7
|
BMTR
|
0,011042
|
-0,001012
|
-0,01205
|
Penurunan
|
8
|
DAVO
|
0,003562
|
-0,003202
|
-0,00676
|
Penurunan
|
9
|
ANTM
|
0,010514
|
0,004014
|
-0,0065
|
Penurunan
|
10
|
AKRA
|
0,02135
|
-0,001734
|
-0,02308
|
Penurunan
|
11
|
SMGR
|
-0,00293
|
-0,008024
|
-0,00509
|
Penurunan
|
12
|
CPIN
|
0,025172
|
0,005774
|
-0,0194
|
Penurunan
|
13
|
JPRS
|
0,005848
|
-0,024916
|
-0,03076
|
Penurunan
|
14
|
INCO
|
0,008338
|
-0,050664
|
-0,059
|
Penurunan
|
15
|
BBCA
|
0,009536
|
0,000048
|
-0,00949
|
Penurunan
|
16
|
DOID
|
0,004964
|
0,02393
|
0,018966
|
Kenaikan
|
17
|
TINS
|
-0,009972
|
-0,047134
|
-0,03716
|
Penurunan
|
18
|
Rata-rata
|
0,009710471
|
-0,005304235
|
-0,015013529
|
Penurunan
|
Sumber :
Lampiran 1
Pada tabel 4.1 dapat terlihat bahwa perusahaan yang mengalami
kenaikan return saham sesudah stock split sebanyak
2 perusahaan dan yang mengalami penurunan return saham sesudah
melakukan stock split sebanyak 15 perusahaan. Perusahaan yang
mengalami kenaikan return saham paling besar sesudah melakukan stock
split adalah PT. Delta Dunia Petroindo. Tbk (DOID) yaitu sebesar 1,8966 % dan
perusahaan yang mengalami penurunan return saham sesudah
melakukan stock split paling besar adalah (TINS) yaitu sebesar
3,716 %. Karena banyaknya perusahaan sampel yang mengalami penurunan return, sehingga
secara keseluruhan rata-rata return seluruh perusahaan sampel
mengalami penurunan.
Untuk mengetahui pergerakan rata-rata return saham
harian selama pengamatan, maka dibutuhkan rata-rata return saham
harian untuk masing-masing periode penelitian. Berikut ini disajikan rata-rata return saham
untuk masing-masing periode.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Return Saham
Sebelum dan Sesudah Stock
Split
Sebelum Stock Split
|
Sesudah Stock Split
|
||
Periode
|
Rata-rata Return Saham
|
Periode
|
Rata-rata Return Saham
|
t-5
|
0,011369412
|
t+1
|
-0,017458235
|
t-4
|
0,011711765
|
t+2
|
-0,00371882
|
t-3
|
0,014143529
|
t+3
|
-0,000591765
|
t-2
|
0,013075882
|
t+4
|
0,007564118
|
t-1
|
0,00458
|
t+5
|
-0,011076471
|
Rata-rata
|
0,010976
|
Rata-rata
|
-0,00506
|
Sumber:
Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.2 untuk mengetahui pergerakan rata-rata return saham
sebelum dan sesudah stock split dengan lebih mudah, maka tabel
4.2 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Grafik Pergerakan Rata-rata Return Saham
untuk 17 Perusahaan Sampel Sebelum dan Sesudah Stock Split
Dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa terjadi pergerakan return saham
pada periode sebelum dan sesudah stock split yang tidak bisa
dipastikan, hal ini terlihat dari terjadinya return negatif dan return positif
pada periode pengamatan. Return positif tertinggi terjadi pada
t-3 (1,4143 %) dan return negatif terendah
terjadi pada t+1 (- 1,7458 %).
Dari gambar 4.1 terlihat tren penurunan return saham
terjadi mulai t-2 terus menurun tajam sampai return terendah
yaitu periode t+2, setelah itu return mulai
meningkat secara perlahan.
2. Trading
Volume Activity
Trading volume activity (TVA) merupakan salah satu
instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
informasi melalui parameter aktivitas volume perdagangan di pasar. TVA
dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham yang diperdagangkan dalam
suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar pada
perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. Jumlah saham yang beredar dan
jumlah saham yang diperdagangkan dapat dilihat pada lampiran 1, penghitungan
TVA dapat dilihat pada lampiran 2, dan penghitungan rata-rata TVA pada lampiran
3.
Untuk mengetahui pergerakan TVA (naik atau turun), berikut
disajikan hasil perhitungan rata-rata TVA saham masing-masing perusahaan sampel
seperti tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rata-rata Trading
Volume Activity Saham
Masing-masing Perusahaan Sampel Sebelum dan Sesudah Stock Split
No
|
Kode Emiten
|
TVA
|
Selisih
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||||
1
|
CTRS
|
0,0015819
|
0,007547483
|
0,005965583
|
Kenaikan
|
2
|
HEXA
|
0,00107322
|
0,0009452
|
-0,00012802
|
Penurunan
|
3
|
APOL
|
0,005744003
|
0,001292341
|
-0,004451662
|
Penurunan
|
4
|
LPKR
|
0,00397425
|
0,000588188
|
-0,003386062
|
Penurunan
|
5
|
TMAS
|
0,003274456
|
0,0025609
|
-0,000713556
|
Penurunan
|
6
|
PJAA
|
0,001374
|
0,0010434
|
-0,0003306
|
Penurunan
|
7
|
BMTR
|
0,0012932
|
0,0047156
|
0,0034224
|
Kenaikan
|
8
|
DAVO
|
0,00083418
|
0,00008424
|
-0,00074994
|
Penurunan
|
9
|
ANTM
|
0,012173139
|
0,002324411
|
-0,009848728
|
Penurunan
|
10
|
AKRA
|
0,022072115
|
0,017634615
|
-0,0044375
|
Penurunan
|
11
|
SMGR
|
0,000832502
|
0,000569112
|
-0,00026339
|
Penurunan
|
12
|
CPIN
|
0,016461071
|
0,017552724
|
0,001091653
|
Kenaikan
|
13
|
JPRS
|
0,003493333
|
0,003679333
|
0,000186
|
Kenaikan
|
14
|
BBCA
|
0,004815254
|
0,001884306
|
-0,002930948
|
Penurunan
|
15
|
INCO
|
0,002090931
|
0,000663225
|
-0,001427706
|
Penurunan
|
16
|
DOID
|
0,00285096
|
0,0007884
|
-0,00206256
|
Penurunan
|
17
|
TINS
|
0,025044605
|
0,004818757
|
-0,020225848
|
Penurunan
|
Rata-rata
|
0,006410772
|
0,00404072
|
-0,002370052
|
Penurunan
|
Sumber :
Lampiran 1
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perusahaan yang mengalami
kenaikan volume aktivitas perdagaangan saham sesudah melakukan stock
split sebanyak 4 perusahaan dan yang mengalami penurunan volume
aktivitas perdagangan saham sebanyak 13 perusahaan.
Kenaikan volume perdagangan yang dialami 4 perusahaan bervariasi
besarnya, kenaikan volume perdagangan terbesar dialami PT. Ciputra Surya. Tbk
yakni sebesar 0,59655 % sedangkan kenaikan volume perdagangan terkecil dialami
oleh PT. Jaya Pari Steel. Tbk yakni sebesar 0,0186%.
Perusahaan yang mengalami penurunan volume aktivitas perdagangan
sejumlah 13 perusahaan. Penurunan volume aktivitas perdagangan saham terbesar
dialami oleh PT. Timah (Persero). Tbk sebesar 2,0226% dan perusahaan yang
mengalami penurunan volume aktivitas perdagangan saham paling kecil adalah PT.
Hexindo Adiperkasa. Tbk yakni sebesar 0,0128%.
Dari data di atas dapat pula dilihat secara cepat bahwa rata-rata
perusahaan mengalami penurunan volume aktivitas perdagangan pada periode
pengamatan, dari hasil perhitungan 17 emiten setelah melakukan
aktivitas stock split terjadi penurunan volume aktivitas
perdagangan saham dengan rata-rata penurunan sebesar 0,237 %.
Perubahan trading volume activity juga bervariasi
untuk tiap pengamatan atau per periode, dalam 10 window period tercatat
rata-rata trading volume activity terbesar justru ada pada
saat 2 hari sebelum pelaksanaan stock split, hal ini ditunjukkan
oleh tabel 4.4 dimana pada periode t-2 rata-rata TVA mencapai
titik tertinggi yakni sebesar 0,8916 %, tabel 4.4 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rata-rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock Split per periode
Sebelum Stock Split
|
Sesudah Stock Split
|
||
Periode
|
Rata-rata Trading Volume
Activity
|
Periode
|
Rata-rata Trading Volume
Activity
|
t-5
|
0,004631891
|
t+1
|
0,004154108
|
t-4
|
0,004656823
|
t+2
|
0,004608226
|
t-3
|
0,007789491
|
t+3
|
0,003995723
|
t-2
|
0,008916236
|
t+4
|
0,003839813
|
t-1
|
0,006059408
|
t+5
|
0,003605729
|
Rata-rata
|
0,00641077
|
Rata-rata
|
0,00404072
|
Sumber :
Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, untuk lebih mudah mengetahui
pergerakan rata-rata TVA saham sebelum dan sesudah stock split, sebagaiman
gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pergerakan Rata-rata Trading Volume Activity Saham untuk 17 Perusahaan Sampel Sebelum dan
Sesudah Stock
Split
Dari tabel 4.4 dan gambar 4.2 di atas, dapat dilihat dengan jelas
perubahan rata-rata TVA dimana pada periode t-4 rata-rata TVA
sebesar 0,4656 % dan mulai menunjukkan peningkatan rata-rata TVA, rata-rata TVA
terus bergerak naik sampai periode t-2 yakni sebesar 0,8916 %,
setelah itu rata-rata TVA menurun dengan perlahan sampai titik terendah pada
periode t+5 yakni sebesar 0,3605 %, hasil perhitungan terhadap
rata-rata TVA saham pada periode pengamatan menunjukkan rata-rata TVA terendah
justru terjadi pada periode t+5.
C. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas diperlukan guna menentukan uji hipotesis yang
akan digunakan, dalam uji normalitas akan menghasilkan data yang normal atau
tidak normal.
Data yang normal (berdistribusi normal) akan membentuk kurva yang
simetris, jika data berdistribusi normal maka alat analisis yang digunakan
untuk menguji hipotesis adalah statistik parametrik dengan uji rata-rata dua
kelompok sampel berpasangan atau uji t, sedangkan jika data tidak berdistribusi
normal maka alat analisis yang digunakan adalah statistik non parametrik
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
Untuk melakukan uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov
Smirnov Test (K-S) yang terdapat pada program SPSS. Suatu data
dikatakan berdistribusi normal jika probabilitas nilai K-S ≥ α (dengan taraf signifikansi
= 0,05), jika probabilitas nilai K-S < α maka data tersebut berdistribusi
tidak normal. Taraf signikansi ( α ) ditetapkan sebesar 0,5. Adapun hasil dari
uji K-S adalah seperti dalam tabel 4.5
Setelah dilakukan uji normalitas data pada masing-masing
variabel, didapat hasil seperti pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Distribusi Variabel
Variabel
|
Signifikansi 2-tailed
|
Distribusi
|
Actual return Saham Sebelum
|
0,116
|
Normal
|
Actual return Sesudah
|
0,090
|
Normal
|
TVA Sebelum
|
0,000
|
Tidak Normal
|
TVA Sesudah
|
0,000
|
Tidak Normal
|
Sumber:
Lampiran 4
D. Hasil Pengujian
Hipotesis
1.
Pengujian Perbedaan Actual Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock
Split
Dari hasil uji normalitas data ditemukan bahwa data acual
return saham sebelum dan sesudah stock split berdistribusi
normal, sehingga untuk uji hipotesis perbedaan actual return saham
sebelum dan sesudah stock split menggunakan uji berpasangan (Paired
Sample T Test).
Setelah dilakukan uji beda dengan menggunakan Paired
Sample T Test didapatkan hasil seperti pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Actual Return Sebelum dan Sesudah Stock Split
Uji
Beda (Paired
Sample T Test)
|
N
|
Sig.2
tailed
|
Kesimpulan
|
Actual
return sebelum stock
split dengan actual return sesudah stock
split
|
85
|
0,007
|
H0 ditolak
|
Sumber:
Lampiran 5
Dari hasil uji beda actual return sebelum dan
sesudah stock split menggunakan Paired Sample T Test memiliki
nilai signifikansi dibawah 0,05 (0,007) .
Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
yang mengartikan terdapat perbedaan yang signifikan antara actual
return sebelum stock split dan sesudah stock
split.
2. Pengujian Perbedaan Trading Volume Activity Saham
Sebelum dan Sesudah Stock Split
Dari hasil uji normalitas data ditemukan bahwa data trading
volume activity (TVA) saham sebelum dan sesudah stock split memiliki
distribusi yang tidak normal, hal ini menyebabkan perbedaan alat uji beda
hipotesis pada uji trading volume activity dengan alat uji
hipotesis actual return saham, untuk uji hipotesis perbedaan trading
volume activity saham sebelum dan sesudah stock split kali
ini menggunakan alat uji peringkat tanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks
Test).
Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Trading
Volume Activity Sebelum
dan Sesudah Stock
Split
Uji
Beda (Wilcoxon
Signed Ranks Test)
|
N
|
Sig.2
tailed
|
Kesimpulan
|
TVA sebelum stock
split dengan TVA sesudah stock split
|
85
|
0,002
|
H0 ditolak
|
Sumber:
Lampiran 6
Dari hasil uji beda trading volume activity sebelum
dan sesudah stock split menggunakan Wilcoxon Signed
Ranks Test memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 (0,002) .
Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
yang mengartikan terdapat perbedaan yang signifikan antara trading
volume activity sebelum stock split dan sesudah stock
split.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai perbedaan actual
return saham dan trading volume activity saham
sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang listing
di BEI periode 2005-2008.
A. Kondisi Actual Return Sebelum dan Sesudah Stock
Split pada Perusahaan yang Listing di BEI
periode 2005-2008
Berdasarkan perhitungan rata-rata actual return saham
masing-masing perusahaan sampel sebelum peristiwa stock split pada
perusahaan yang listing di BEI periode 2005-2008, diketahui
bahwa rata-rata actual return masing-masing perusahaan sampel
cenderung turun, penurunan hampir terjadi pada keseluruhan sampel. Penurunan
rata-rata actual return saham dapat dilihat pada tabel 4.1
yang mana dari 17 sampel perusahaan, yang mengalami kenaikan rata-rata actual
return hanya 2 perusahaan, sedangkan 15 perusahaan lain mengalami
penurunan rata-rata actual return.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat rata-rata actual return sebelum stock
split sebesar 0,009710471, setelah melakukan stock split tingkat
rata-rata actual return turun menjadi -0,005304235, dari
tingkat penurunan tersebut dapat diambil selisih penurunan sebesar 0,015013529
atau turun sebesar 1,5013529 %. Hal ini cukup mengejutkan, karena penurunan
tersebut cukup besar yaitu 1,546117 kali dari actual return sebelum stock
split, yang mana hal itu menyebabkan actual return menjadi
negatif (perusahaan mengalami kerugian).
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 didapatkan data pergerakan
penurunan rata-rata actual return saham pada periode sebelum
dan sesudah stock split di mana rata-rata actual return saham
tertinggi justru terjadi pada saat sebelum stock split (t-3)
yakni sebesar 1,4143 % dan rata-rata actual return saham
terendah terjadi sehari setelah pelaksanaan stock split yaitu
t+1 sebesar -1,7458 %. Dari peristiwa itu
dapat dilihat besarnya return negatif yang dialami perusahaan
setelah melakukan stock split.
Dari gambar 4.1 terlihat tren penurunan rata-rata actual return saham
terjadi mulai t-2 terus menurun tajam sampai rata-rata actual return saham
terendah yaitu periode t+1, setelah itu rata-rata actual return mulai
meningkat secara perlahan sampai t+4 akan tetapi tidak dapat
melebihi rata-rata actual return saham sebelum stock
split yang kemudian menurun secara tajam pada t+5. Dari
gambar 4.1 terlihat bagaimana sulitnya actual return untuk
bisa naik seperti pada saat sebelum pelaksanaan stock split, di
mana kenaikan actual return hanya berhasil pada periode ke 4
setelah pelaksanaan stock split dan hal itu tidak berlangsung
lama di mana pada periode ke 5 actual return kembali mengalami
penurunan yang tajam.
Pada gambar 4.1 ditemukan rata-rata actual
return saham meningkat dengan titik tertinggi pada t-3, di
mana pada saat itu dimungkinkan pasar melakukan antisipasi atau bentuk
spekulasi terhadap kebijakan stock split yang akan
dilaksanakan. Pada t-2 rata-rata actual return saham mulai
menurun, hal ini mungkin disebabkan oleh berkurangnya reaksi pasar terhadap
peristiwa stock split karena reaksi positif pasar telah habis
pada saat t-3, selanjutnya pada saat (t-2) rata-rata actual
return saham cenderung menurun, bahkan terus menurun sampai saat
pelaksanaan stock split, dan rata-rata actual return saham
terus menurun sampai mencapai titik terendah yaitu pada saat periode ke 1
setelah pelaksanaan stock split. Secara keseluruhan rata-rata actual
return sesudah stock split lebih rendah dari pada
rata-rata actual return sebelum stock split.
Dari uraian di atas mengenai penurunan rata-rata actual
return saham setelah melakukan stock split sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Marwata (2001) bahwa stock split merupakan
fenomena yang membingungkan, yang disimpulkan secara sederhana pemecahan saham
merupakan suatu kosmetika saham atau merupakan upaya pemolesan saham yang
dilakukan oleh perusahaan agar saham terlihat lebih menarik di mata investor
sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor atau pemegang saham.
Hasil penelitian penulis juga memiliki kesamaan dengan Marwata
(2001:162) yang menyatakan bahwa “Hasil analisis dan pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang melakukan pemecahan saham
yang diukur dengan laba bersih maupun laba per saham, tidak lebih tinggi
daripada perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham”, hal ini
Hal senada juga diungkapkan oleh Ewijaya dan Indriantoro (1998)
dalam Kurniawati (2003) menyimpulkan bahwa “stock split berpengaruh
secara negatif terhadap perubahan harga saham secara signifikan”. Ini
mengandung arti bahwa stock split tidak berpengaruh secara
signifikan pada return atau harga saham.
Menurut kajian peneliti, pemecahan saham yang diharapkan akan
berdampak positif terhadap peningkatan return saham (signaling
theory) ternyata tidak selalu benar. Peneliti menganggap alasan bahwa
pemecahan merupakan signal bagus yang coba diberikan ke pasar
bisa saja direspon terbalik oleh pasar, yakni bahwa perusahaan yang melakukan
pemecahan saham adalah perusahaan yang buruk, jika perusahaan itu memang dalam
kondisi baik maka perusahaan tersebut tidak perlu melakukan pemecahan saham.
Jadi tujuan mengisyaratkan sinyal positif pada pasar, yang selanjutnya
diharapkan pasar akan merespon sinyal tersebut dengan sama positif masih belum
terbukti.
B.
Kondisi Trading Volume Activity Saham Sebelum dan
Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Listing di
BEI periode 2005-2008
Dari perhitungan rata-rata trading volume activity saham
masing-masing perusahaan sampel sebelum dan sesudah stock split pada
perusahaan yang listing di BEI periode 2005-2008, diketahui
bahwa rata-rata trading volume activity (TVA) saham pada
masing-masing perusahaan sampel juga mengalami penurunan setelah peristiwa stock
split. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 yang mana dari 17 sampel
perusahaan hanya terdapat 4 perusahaan mengalami kenaikan rata-rata TVA saham
sedangkan sisanya sebanyak 13 perusahaan mengalami penurunan rata-rata TVA
saham. Penurunan rata-rata TVA saham pada sampel adalah sebesar 0,2370052%
yang diperoleh dari selisih rata-rata TVA sebelum stock
split dengan rata-rata TVA sesudah stock
split.
Pada tabel 4.4 dan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa dalam 10 window
period rata-rata trading volume activity tertinggi
justru terjadi pada saat sebelum stock split atau 2 hari
sebelum pelaksanaan stock split (t-2) dengan nilai
rata-rata TVA saham sebesar 0,8916 %, dan nilai rata-rata TVA saham terendah
justru terjadi setelah pelaksanaan stock split, yakni 5 hari
sesudah stock split (t+5). Hal ini mengindikasikan
bahwa pasar merespon peristiwa stock split pada hari ke 2
sebelum pelaksanaan stock split, reaksi pasar dengan peningkatan
rata-rata TVA bukan terjadi pada saat sesudah stock split akan
tetapi pada sebelum stock split.
Dari gambar 4.2 dapat terlihat menjelang dan setelah
pelaksanaan stock split tingkat perdagangan saham terus
mengalami penurunan, paling tidak sampai periode ke 5 setelah stock
split. Dari gambar 4.2 dapat terlihat bahwa setelah pelaksanaan stock
split tingkat perdagangan saham selama 5 hari tidak dijumpai 1 hari
pun rata-rata TVA lebih baik dari rata-rata TVA sebelum stock split.
Hal ini mengejutkan karena rata-rata TVA dalam 5 periode setelah stock
split kesemuanya tidak dapat melebihi rata-rata TVA pada 5 windows
period sebelum stock split.
Titik tertinggi rata-rata TVA sesudah stock split adalah
pada (t+2) sebesar 0,004608226, nilai tertinggi rata-rata TVA
sesudah stock split pada (t+2) ini masih lebih
rendah dari pada nilai terendah rata-rata TVA sebelum peristiwa stock
split yang terjadi pada (t-5) sebesar 0,004631891. Kondisi
ini juga menggambarkan bagaimana rata-rata TVA terus menurun setelah
dilakukannya stock split sampai hari ke 5 setelah stock
split.
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan adanya penurunan
rata-rata TVA sesudah stock split ini tidak mendukung trading
range theory, yang menyatakan bahwa stock split akan
meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
Dari uraian di atas, penurunan TVA saham sesudah peristiwa stock
split sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kurniawati (2003:274)
bahwa pengujian tingkat likuiditas saham (volume perdagangan saham) antara
sebelum dan sesudah stock split memiliki perbedaan yang tidak
signifikan. Dari penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan
likuiditas setelah peristiwa stock split.
Penurunan likuiditas saham atau TVA saham juga ditemukan dalam
penelitian Akmila dan Kusuma (2003:49) menyimpulkan bahwa terjadi penurunan
tingkat likuiditas saham setelah peristiwa stock split dan
penurunan tersebut bersifat tidak signifikan.
Peningkatan likuiditas saham ada pada penelitian Muazaroh dan
Iramani (2006:59) menyatakan bahwa terjadi peningkatan likuiditas saham setelah
peristiwa stock split, yang ditunjukkan oleh nilai TVA saham
setelah stock split lebih besar dibandingkan TVA saham sebelum stock
split, akan tetapi nilainya tidak signifikan. Hal ini bisa juga dikatakan
tidak mengalami peningkatan TVA karena peningkatan tersebut tidak signifikan.
Menurut kajian peneliti, ada dua hal yang mungkin menyebabkan
pemecahan saham yang diyakini dapat meningkatkan likuiditas saham karena
menurunnya harga saham tidak terbukti. Pertama menurut peneliti, yang
menyebabkan perubahan kenaikan TVA bukan semata-mata terletak pada harga yang
lebih murah, akan tetapi lebih pada besaran tingkat pengembalian investasi atau return saham,
jika return saham nilainya besar/ naik maka TVA akan cenderung
naik dan jika return saham mengalami penurunan maka tingkat
aktivitas perdagangan saham (TVA) juga akan mengalami penurunan. Sedangkan
alasan yang ke dua, bahwa pemecahan saham ditujukan pada nilai nominal saham,
bukan pemecahan harga pada pasar. Hal ini artinya bisa saja setelah nominal
harga yang tercatat pada saham dipecah, harga saham di pasar tidak ikut pecah
atau ikut pecah akan tetapi tidak mencerminkan pemecahan harga yang tercatat di
saham, hal ini bisa saja terjadi karena harga saham yang tercatat pada saham
saat ini tidak selalu sama dengan harga saham tersebut di pasar.
C.
Perbedaan Actual Return Sebelum dan Sesudah Stock
Split pada Perusahaan yang Listing di BEI periode
2005-2008
Dari hasil uji hipotesis sebagaimana tabel 4.6 yang menguji
perbedaan actual return antara sebelum dan sesudah stock
split, didapatkan nilai signifikansi dibawah 0,05 yakni 0,007,
hai ini mengindikasikan penolakan H0 dan penerimaan H1,
menyatakan terdapat perbedaan actual return saham
antara sebelum dan sesudah stock split yang signifikan.
Perbedaan yang signifikan tersebut juga didukung dengan data pada
tabel 4.1 di mana mayoritas perusahaan setelah melakukan stock split akan
mengalami penurunan actual return saham. Pada
gambar 4.1 juga terlihat jelas perbedaan actual return saham
antara sebelum dan sesudah stock split, di mana actual return saham
periode sesudah stock split lebih kecil jika dibandingkan actual return sebelum stock
split.
Pada tabel 4.2 dan tabel 4.6 digabungkan, dapat dibaca secara
bersamaan bahwa terdapat penurunan yang signifikan actual return saham
sesudah perusahaan melakukan stock split. Di mana tabel 4.2
menyatakan tentang penurunan actual return saham sementara
tabel 4.6 menggambarkan tentang seberapa besar signifikansi perbedaan tersebut,
sekaligus menyatakan bahwa perbedaan actual return saham
sebelum dan sesudah stock split adalah signifikan.
Perbedaan yang signifikan ini terjadi 5 hari sebelum dan setelah
pelaksanaan stock split, di mana actual return telah
mengalami penurunan selama 5 hari setelah stock split jika
dibandingkan dengan return saham selama 5 hari sebelum
melakukan stock split.
Hasil penelitian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Marwata (2001) bahwa stock split merupakan fenomena yang
membingungkan, yang disimpulkan secara sederhana pemecahan saham merupakan
suatu kosmetika saham atau merupakan upaya pemolesan saham agar terlihat lebih
menarik di mata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor
atau pemegang saham.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan stock
split tidak terdapat kenaikan return saham atau
justru terjadi penurunan return saham, seperti penelitian
Ewijaya dan Indriantoro (1998) dalam Kurniawati (2003) yang menyimpulkan bahwa
“stock split berpengaruh secara negatif terhadap perubahan harga
saham secara signifikan”.
Berkaitan dengan teori yang mendasari pemecahan saham yaitu signaling
theory yang menyatakan bahwa pemecahan saham dilakukan untuk
memberikan signal positif pada investor yang diharapkan akan
meningkatkan permintaan saham di pasar, maka penelitian ini kurang mendukung
teori tersebut. Alasan pertama adalah hasil penelitian yang tidak mendukung
teori tersebut, yang ke dua adalah pendapat penulis bahwa kemungkinan pasar
akan merespon sinyal positif tersebut dengan negatif, karena anggapan bahwa
jika perusahaan tersebut benar-benar dalam kondisi baik maka perusahaan tidak
perlu melakukan stock split.
D.
Perbedaan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock
Split pada Perusahaan yang Listing di BEI periode
2005-2008
Dari uji beda yang telah dilakukan pada TVA saham sebelum dan
sesudah stock split sebagaimana pada tabel 4.7 diketahui bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity antara
sebelum stock split dengan trading volume activity sesudah stock
split.
Dari tabel 4.3 diketahui rata-rata perusahaan yang melakukan stock
split mengalami penurunan trading volume activity saham,
sedangkan dari tabel 4.7 juga diketahui terdapat perbedaan yang signifikan trading
volume activity antara sebelum stock split dengan trading
volume activity sesudah stock split. Jika pada ke dua
tabel tersebut digabungkan maka dapat dibaca bahwa terdapat perbedaan trading
volume activity saham antara sebelum dan sesudah stock split yang
signifikan.
Berdasarkan trading range theory menyatakan bahwa
pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham atau trading
volume activity saham. Penelitian ini tidak mendukung teori tersebut,
di mana hasilnya peristiwa stock split dapat menurunkan trading
volume activity saham. Mengenai pergerakan penurunan rata-rata trading
volume activity saham harian dapat dilihat pada gambar 4.2.
Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawati (2003:274) yang menyatakan bahwa pengujian tingkat
likuiditas saham (volume perdagangan saham) antara sebelum dan sesudah stock
split memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Dari penelitian
Kurniawati (2003:274) juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan likuiditas
setelah peristiwa stock split meskipun penurunan tersebut
tidak signifikan.
Penurunan TVA berbeda dengan penelitian Muazaroh dan Iramani
(2006:59) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan likuiditas saham setelah
peristiwa stock split, yang ditunjukkan oleh nilai TVA saham
setelah stock split lebih besar dibandingkan TVA saham sebelum stock
split, akan tetapi nilainya tidak signifikan. Dari kesimpulan penelitian
Muazaroh dan Iramani (2006) di atas, secara tidak langsung juga mengatakan
bahwa stock split tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada
peningkatan TVA saham.
Menurut peneliti, penurunan trading volume activity saham
terjadi karena kondisi pasar yang masih belum efisien, jika pasar tersebut
efisien dimungkinkan tidak akan terjadi perubahan terhadap trading
volume activity saham yang signifikan, karena stock split pada
dasarnya tidak memberikan peningkatan return bagi investor.
Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti adalah bahwa stock
split merupakan fenomena yang membingungkan, di mana tidak adanya
dampak positif terhadap return saham dan trading
volume activity saham, seperti pernyataan Marwata (2001) bahwa stock
split merupakan fenomena yang membingungkan, yang disimpulkan secara
sederhana pemecahan saham merupakan suatu kosmetika saham atau merupakan upaya
pemolesan saham agar terlihat lebih menarik di mata investor sekalipun tidak
meningkatkan kemakmuran bagi investor atau pemegang saham.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis perbedaan actual return saham dan trading
volume activity saham antara sebelum dan sesudah stock split pada
perusahaan yang listing di BEI periode 2005-2008, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat
penurunan actual return saham setelah perusahaan melakukan stock
split.
2. Terdapat
penurunan trading volume activity saham setelah perusahaan
melakukan stock split.
3. Untuk
hasil uji perbedaan actual return dan trading volume
activity adalah:
a. Terdapat perbedaan actual return saham
yang signifikan antara sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock
split.
b.
Terdapat perbedaan trading volume activity saham yang
signifikan antara sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split.
B. Saran
Kepada peneliti yang tertarik mengambil topik tentang pemecahan
saham baik dengan variabel actual return atau TVA, sebaiknya
memperbesar periode pengamatan (windows period) mengingat sebagian
peneliti menemukan peningkatan return dan TVA saham terjadi 3
sampai 4 tahun sebelum stock split, sehingga hasilnya lebih dapat
menggambarkan kondisi actual return serta TVA saham sebelum
dan sesudah peristiwa stock split yang lebih tepat.
DAFTAR RUJUKAN
Akmila, F & Kusuma, H. 2003. The Effect Of Stock Split
On The Stock Liquidity. The Journal Of Accounting, Management,
Economics Research, Vol 3: 35-39.
Anoraga, P & Pakarti, P.2003. Pengantar Pasar Modal.
Jakarta: Asdi Mahasatya
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmadji, T & Fakhruddin, H. 2001. Pasar Modal di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Halim, A. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba
Empat
Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP
YKPKN.
Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE.
Khomsiyah & Sulistyo. 2001. Faktor Tingkat Kemahalan Harga
Saham, Kinerja Keuangan Perusahaan, dan Keputusan Pemecahan Saham (Stock
Split): Aplikasi Analisis Diskriminan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol 16 (4): 388-400.
Kurniawati, I. 2003. Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan
Likuiditas Saham: Studi Empiris pada Non-synchronous Trading. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol 6 (3): 264-275.
Marwata. 2001. Kinerja Keuangan, Harga Saham, dan Pemecahan Saham. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol 4(2): 154-164.
Muazaroh & Iramani, Rr. 2006. Analisis Kinerja Keuangan,
Kemahalan Saham dan Likuiditas pada Pemecahan Saham. Ventura,Vol
9 (1):45-60
Sunariyah. 2000. Pengantar: Pengetahuan Pasar Modal.
(Edisi kelima). Yogyakarta: STIM YKPKN.
Suta, A. 2000. Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: SAD
Satria Bhakti.
Sutrisno, W. dkk. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham
di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol
2(2): 1-13.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal: I-3. diakses
1 Mei 2010.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Makalah, Laporan Penelitian. Malang:
Biro Administrasi Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi bekerjasama dengan
Penerbit Universitas Negeri Malang.
Www. duniainvestasi.com (transaksi harga saham dan volume
perdagangan saham harian) diakses 20 maret 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rata-rata Actual Return dan Trading
Volume Activity
Kode Emitten
|
Rata-rata Actual Return
|
Rata-rata Trading Volume
Activity
|
||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
CTRS
|
0,0000800
|
0,0064740
|
0,0015819
|
0,007547483
|
HEXA
|
0,009204
|
0,008282
|
0,00107322
|
0,0009452
|
TMAS
|
0,03033
|
0,00012
|
0,005744003
|
0,001292341
|
PJAA
|
0,019124
|
0,00603
|
0,00397425
|
0,000588188
|
LPKR
|
0,010404
|
0,000026
|
0,003274456
|
0,0025609
|
APOL
|
0,008512
|
-0,008184
|
0,001374
|
0,0010434
|
BMTR
|
0,011042
|
-0,001012
|
0,0012932
|
0,0047156
|
DAVO
|
0,003562
|
-0,003202
|
0,00083418
|
0,00008424
|
ANTM
|
0,010514
|
0,004014
|
0,012173139
|
0,002324411
|
AKRA
|
0,02135
|
-0,001734
|
0,022072115
|
0,017634615
|
SMGR
|
-0,00293
|
-0,008024
|
0,000832502
|
0,000569112
|
CPIN
|
0,025172
|
0,005774
|
0,016461071
|
0,017552724
|
JPRS
|
0,005848
|
-0,024916
|
0,003493333
|
0,003679333
|
INCO
|
0,008338
|
-0,050664
|
0,004815254
|
0,001884306
|
BBCA
|
0,009536
|
0,000048
|
0,002090931
|
0,000663225
|
DOID
|
0,004964
|
0,02393
|
0,00285096
|
0,0007884
|
TINS
|
-0,009972
|
-0,047134
|
0,025044605
|
0,004818757
|
Rata-rata
|
0,009710471
|
-0,005304235
|
0,006410772
|
0,00404072
|
Lampiran 2 : Rata-rata Return Saham Sebelum dan
Sesudah Stock Split untuk Masing-masing Periode
Sebelum Stock Split
|
Sesudah Stock Split
|
||
Periode
|
Rata-rata Return Saham
|
Periode
|
Rata-rata Return Saham
|
t-5
|
0,011369412
|
t+1
|
-0,017458235
|
t-4
|
0,011711765
|
t+2
|
-0,00371882
|
t-3
|
0,014143529
|
t+3
|
-0,000591765
|
t-2
|
0,013075882
|
t+4
|
0,007564118
|
t-1
|
0,00458
|
t+5
|
-0,011076471
|
Rata-rata
|
0,010976
|
Rata-rata
|
-0,00506
|
Lampiran 3 : Rata-rata Trading
Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah Stock
Split untuk Masing-masing Periode
Sebelum Stock Split
|
Sesudah Stock Split
|
||
Periode
|
Rata-rata Trading Volume
Activity
|
Periode
|
Rata-rata Trading Volume
Activity
|
t-5
|
0,004631891
|
t+1
|
0,004154108
|
t-4
|
0,004656823
|
t+2
|
0,004608226
|
t-3
|
0,007789491
|
t+3
|
0,003995723
|
t-2
|
0,008916236
|
t+4
|
0,003839813
|
t-1
|
0,006059408
|
t+5
|
0,003605729
|
Rata-rata
|
0,00641077
|
Rata-rata
|
0,00404072
|
Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas Data menggunakan K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Actual
Return Sebelum Stock Split
|
Actual
Return Setelah Stock Split
|
TVA
Sebelum Stock Split
|
TVA
Setelah Stock Split
|
||
N
|
85
|
85
|
85
|
85
|
|
Normal Parameters(a,b)
|
Mean
|
,0097104706
|
-,0053042353
|
,0064107698
|
,0040407198
|
Std. Deviation
|
,03421035606
|
,03605643369
|
,00911763088
|
,00566497224
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
,129
|
,135
|
,242
|
,255
|
Positive
|
,067
|
,115
|
,229
|
,255
|
|
Negative
|
-,129
|
-,135
|
-,242
|
-,239
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1,193
|
1,244
|
2,231
|
2,355
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
,116
|
,090
|
,000
|
,000
|
a Test
distribution is Normal.
b Calculated from
data.
Lampiran 5 : Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Actual Return Sebelum
dan Sesudah Stock Split menggunakan Paired Sample
T-Test
Paired Samples Test
Paired Differences
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
||||||
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
95% Confidence Interval of the Difference
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
|||
Upper
|
|||||||||
Pair 1
|
Actual Return SebelumStock
Split - Actual Return Setelah Stock Split
|
,01501470588
|
,04970904116
|
,00539170253
|
,00429271411
|
,02573669765
|
2,785
|
84
|
,007
|
Lampiran 6 : Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Trading Volume
Activity Sebelum dan Sesudah Stock Split menggunakan
Peringkat Tanda Wilcoxon
 :
Ranks
N
|
Mean Rank
|
Sum of Ranks
|
||
Trading
Volume Activity Sesudah Stock Split - Trading Volume Activity Sebelum Stock
Split
|
Negative
Ranks
|
55(a)
|
46,31
|
2547,00
|
Positive
Ranks
|
30(b)
|
36,93
|
1108,00
|
|
Ties
|
0(c)
|
|||
Total
|
85
|
a Trading Volume
Activity Sesudah Stock Split < Trading Volume Activity Sebelum Stock Split
b Trading Volume
Activity Sesudah Stock Split > Trading Volume Activity Sebelum Stock Split
c Trading Volume
Activity Sesudah Stock Split = Trading Volume Activity Sebelum Stock Split
Test Statistics(b)
Trading
Volume Activity Sesudah Stock Split - Trading Volume Activity Sebelum Stock Split
|
|
Z
|
-3,153(a)
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
,002
|
a Based on
positive ranks.
b Wilcoxon Signed
Ranks Test
(CATATAN: GAMBAR-GAMBAR
DISINI TIDAK BISA DISIMPAN SEMPURNA DALAM POSTING INI, MOHON MAAF JIKA PEMBACA
HARUS MENATA KEMBALI DAN MEMILAH. HAL INI DISEBABGKAN KARENA BLOGGER YANG MASIH
BELUM SEMPURNA UNTUK UPLOAD DATA SEBESAR INI, TRIMS)
selamat siang mas eko, saya ingin bertanya data volume saham yang beredar bisa didapatkan dimana ya ? saya sedang meneliti tentang pengaruh pileg trhadap abnormal return dan TVA, tapi saya mengalami kesulitan dalam mencari data saham beredar perharinya, terimakasih sebelumnya
BalasHapussaya mencari di yahoo BEI, yahoo finance dan ICMD...
Hapusdata saham beredar sama perharinya, cuman jumlah saham yang diperdagangkan berbeda tiap harinya,,,, cari aja di BEI atau sumber lainnya pasti ada sobat
bolehkah saya meminta contact person ? agar lebih mudah bertanya, sy masih bingung yang diihat yang bagian mana, terimakasih sebelumnya mas :)
Hapusmudah kok mas,,, sampean liat jumlah saham yang diperdagangkan pada hari tersebut (lihat di yahoo finance/ BEI), trus dibagi dengan jumlah saham yang beredar (lihat di ICMD)...
Hapusbanyak yang tanya melalui email tp jawaban saya sama,,, enakan di sini mas bahasnya agar orang lain juga bisa ikut membaca dan ikut berkomentar jika ada masukan...
mas eko maaf saya mau tanya, saya sudah dpt data dari yahoo fianance untuk menghitung tva, tp masih bingung jumlah saham yg di perdagangkan pada hr tersebut itu "volume" atau "adj close", lalu di ICMD jumlah saham yg beredar itu Trading activities dr "volume" atau "value", atau dr shares traded "volume"atau "value". Terimakasih banyak sebelumnya
Hapusvolume revi,,,
Hapussetau saya dulu gak ada value yang ada volume saham... kalau value mungkin itu nilai sahamnya, bukan jumlah lembar sahamnya.... itu seingat saya hehehe maklum udah lama jd lupa2 ingat :-) coba km baca buku2 yang ada di daftar pustaka saya ya :-)
ini bab I sampai II.... barangkali bisa membantu
Hapushttp://www.mobilku.org/2012/11/perbedaan-actual-return-dan-trading_9575.html
jumlah saham yang diperdagangkan itu yang volume di sebelah harga close kan ?
BalasHapuspokoknya perdagangan saham di BEI dengan kode saham tersebut pada hari tersebut.... kalau disebelah harga close atau tidak lupa saya mas :-)
Hapusoke